Rabu, 11 Februari 2009

TAHADUTS

SYUKUR

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا


 

Puji Syukur :


 

  1. Mengacu kepada ayat suci QS. Ibrahim : 7

    øŒÎ)ur
    šc©Œr's?
    öNä3š/u
    ûÈõs9
    óOè?öx6x©
    öNä3¯RyƒÎV{
    (
    ûÈõs9ur
    ÷LänöxÿŸ2
    ¨bÎ)
    Î1#xtã
    ÓƒÏt±s9
    ÇÐÈ


     

    Maka jelaslah terdapat dua hal yang merupakan pilihan kita, dimana keduanya merupakan hal yg kontradiksi yaitu SYUKUR DAN KUFUR akan nikmat Allah Swt.

    Masing-masing mempunyai konsekwensi : Syukur konsekwensi POSITIF (tambah nikmat,…syurga, dsb). Kufur konsekwensi NEGATIVE (seksa dari Allah Swt, …neraka dsb)


     

  2. Yang diungkap khotib sekarang adalah salah satu bentuk syukur, yang ternyata mempunyai image kufur. ( Tujuan awal diharap mempunyai konsekwensi Positif , akhirnya membuahkan konsekwensi Negative ) yaitu TAHADUTS BIN-NIKMAT dalam arti sempit. ( Dalam arti luas = syukur ) (Dalam arti sempit=menceritakan nikmat yg diperoleh)


     

  3. Mengapa Tahaduts binikmat (menceritakan nikmat) bisa menimbulkan efek negative.

    Apabila salah mengartikan dan mempraktekkan :

    1. Jika mengartikan sebagai syukur : Prakteknya adalah Menggunakan kenikmatan sesuai kehendak Allah Swt.
    2. Jika mengartikan sebagai ucapan pemberitaan nikmat yg diterima : Prakteknya adalah Mengucapkan dihadapan Allah saja, bukan dihadapan manusia.


       

  4. Jika tidak demikian :

         Ketika mengucapkan segala nikmat yg diterima, maka akan muncul bisikan-bisikan yang mengarah kepada : RIYA, KESOMBONGAN, KEANGKUHAN, DLL.

    Contoh : Orang berkata ini mah bukan pamer (riya) hanya tahaduts binnikmat. Padahal isi prakteknya adalah riya.


     

JIKA TERPAKSA DIHADAPAN MANUSIA harus dipertimbangkan dulu


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Tidak ada komentar: